Islam hadir ke dunia sebagai agama dengan ajaran yang sangat sempurna, kesempurnaan cahayanya harus mampu didakwahkan dengan sejuk dan indah untuk membimbing siapapun yang memeluknya memiliki kebersihan jiwa menuju ridho-Nya. Sebagaimana yang tertera dalam kalimat bijak yang artinya "segala sesuatu ada pembersihnya dan pembersihnya hati adalah dzikir kepada Allah". MINDA sebuah singkatan dari Majelis Istighootsah Nurudda’wah. Arti filosofis dari MINDA diambil dari gramatikal bahasa melayu yang mempunyai arti buah fikiran dan karya besar. Start Point MINDA berisi tentang Dzikrulloh (Mengingat Alloh) secara berama’ah untuk memohon pertolongan hakiki (baca: Istighootsah) kepada Allah SWT dengan mengucapkan kalimat-kalimat toyyibah yang ditadabburi dengan hati yang ikhlas bertujuan mengharap pertolongan, ridho danmaghfirah Allah SWT. MINDA didirikan oleh Da’I muda KH. Dede Miftahuddin AF yang akrab disapa Aa, beliau lahir di Singaparna Kab. Tasikmalaya pada hari Kamis, tanggal 15 Juni 1974 dari orang tua yang sangat mencintai para ‘alim ‘ulama, yakni ayahandanya bernama Bapak Nono Zaenal Muttaqin dan Ibunya bernama Ibu Hj. Siti Hasanah. KH. Dede Miftahuddin memberanikan diri mulai mengenalkan istighootsah kepada 9 orang keluarganya di Singaparna Kab. Tasikmalaya. Setelah mendapatkan ijazah dari hadrotusyaikh Al-Habib Lutfhi Bin YahyaPekalongan Mursyid thoriqoh mu’tabaroh Indonesia, dan terinsprirasi menamakan Majelis Istighootsah Nurudda’wah (MINDA) setelah beliau bertemu dengan ulama besar Abuya Syeikh Imam Ash’aari Bin Muhammad Attamimi guru beliau di Malaysia. Kemudian kegiatanistighootsah tersebut beliau kembangkan di Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Wasilah Cicalengka Bandung pimpinan KH.Q.Endang Hamzah, (Alm) yang tidak lain guru sekaligus mertua, karena Aa dinikahkan dengan salah seorang putrinya yang bernama Hj. Imas Sholehah dan sekarang telah dikaruniai 3 buah hati, yaitu: Muhammad Haykal Saabiq, Nadilla Dalilatuzzakiyyah dan Nahdah Durrotun Nasihah. Alhamdulillah kegiatan istighootsah bertambah pesat sampai sekarang tidak kurang jama’ah berjumlah 5000 orang yang tersebar di lima Kabupaten Provinsi Jawa Barat. Pertanyaan muncul kenapa di lima tempat? Tidak ada hal yang begitu penting tetapi angka lima ini selalu muncul dikehidupan kita, misalnya: rukun Islam ada lima, ulul ‘azmi ada lima, falsafah Negara kita ada lima, alam yang dilewati oleh kita ada lima, dan bintang di langit mempunyai lima titik. Tegasnya dari lima titik “kabupaten” ini mudah-mudahan tersebar dan berkembang di lima propinsi, lima Negara dan bahkan di lima benua. Aamiin.
Sehingga Minda dijadikan sebagai buah pemikiran yang bias menjadi karya agung untuk perkembangan syi’ar Islam yang mempunyai nilai bermartabat di dunia dan mulia di hadapan Allah SWT kelak di yaumil akhir.
B.Visi Minda
Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa dan mengenal diri dengan hati nurani.
C.Misi Minda
1.Menciptakan dakwah dan istighootsah yang efektif, inovatif, dan produktif.
2.Membentuk jama’ah yang mampu menampilkan keindahan Islam dalam segala sisi kehidupan dengan landasan akhlakul karimah.
D.Tujuan Minda
1.Menumbuhkan keimanan, ketaqwaan dan mengenal diri.
2.Membentuk jiwa tafakkur, tadabbur dan tasyakkur.
3.Mengundang pertolongan Alloh SWT.
E.Kegiatan Minda
1.Melaksanakan kegiatan istighootsah (dzikrulloh) secara berjama’ah di tujuh titik
2.Melakukan tour dakwah dan ziarah makam waliyulloh di dalam negeri.
3.Melakukan tabligh akbar dan bakti sosial.
4.Melakukan pendidikan kaderisasi santri mini.
5.Melakukan bimbingan haji dan umroh.
F.Jadwal Kegiatan Minda
Kamis pertama: Pontren Nurul Wasilah Cicalengka Bandung (Ba’da Dzuhur)