2. Ikhlas
Nah, kawan benteng iman yang kedua adalah ikhlas. Seperti yakin, ikhlas juga penting sekali. Tanpa ikhlas, suatu amalan akan tertolak. Ikhlas yaitu meniatkan apa yang dibuat dan apa yang ditinggalkan dengan karena Allah. Contohnya, ketika kita menuntut ilmu jika diniatkan karena Allah akan ikhlas, sebaliknya kalau niatnya untuk pandai, untuk dapat sertifikat atau ijazah atau bahkan untuk mendapatkan uang maka amal itu dianggap tidak ikhlas. Maka dari itu, marilah kita insaf dan mulai membetulkan niat kita ketika akan melakukan suatu amalan. Mohon dari Allah agar diberi-Nya hati yang ikhlas.
Dalam Hadits Qudsi Allah berfirman: “Ikhlas adalah suatu rahasia dalam rahasia-rahasia-Ku. Aku titiskan ia dalam hati-hati hamba-Ku yang Aku mengasihinya.” (Riwayat Abu Hasan Al-Basri).
Karena ikhlas merupakan rahasia Allah yang tidak mungkin dapat kita ketahui apakah seseorang itu melakukan amalan dengan ikhlas atau tidak bahkan kadang pada diri sendiri pun kita tidak tahu apakah kita melakukannya dengan ikhlas atau sebaliknya. Tetapi anehnya, kita sering mengatakan “saya ikhlas” sebenarnya tidak boleh begitu.
Tetapi walaupun ikhlas merupakan rahasia Allah, namun Islam membuat satu garis panduan untuk mengukur hati kita dan membentuknya supaya benar-benar ikhlas. Tanda ikhlas yaitu, pujian tidak membanggakan dan kejian tidak menyusahkan.
Misalnya ketika kita bersedekah, ketika timbul pujian dari orang lain kita tidak hendak merasa bangga karena kita tetap takut bahwa Allah akan menolak amalan kita itu, sebaliknya jika ada orang yang mencaci bahkan menghina maka tidak ada rasa sakit hati apalagi ingin membalasnya. Nah, kawan itulah yang dinamakan ikhlas.
Dalam QS. Shad ayat 82-83 dinyatakan “Jawab Iblis: Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka”. Dengan itu, syaitan akan merasuk semua orang agar durhaka pada Allah. Dan ternyata semua orang akan mengikutinya kecuali mereka yang memiliki hati yang ikhlas.
Oleh karena itu, kawan berhati-hatilah. Mohonlah selalu pimpinan Allah serta mujahadahlah terhadap nafsu dan syaitan, supaya setiap amalan yang kita lakukan adalah karena dan untuk Allah semata. Karena hanya dengan cara itulah kita akan selamat.
(Bersambung..)
Disadur dari Buku Iman dan Persoalannya Karya Abuya Syeikh Imam Ashaari M At Tamimi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar